ArticlePDF Available

Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Trainer IC 555 Pada Mata Kuliah Listrik dan Elektronika Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa Teknik Otomotif

Authors:

Abstract and Figures

Jurusan Teknik Otomotif FT UNP membekali lulusannya dengan kemampuan yang relevan dengan tuntutan dunia kerja tersebut. Mata kuliah Listrik dan Elektronika yang merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa Teknik Otomotif. Pembelajaran Listrik dan Elektronika merupakan mata kuliah yang angka kegagalannya cukup tinggi bagi mahasiswa. Sehingga diperlukan media yang lebih baik mengatasi masalah ini dengan cara penerapan media pembelajaran trainer IC 555 pada proses pembelajaran. Penerapan media pembelajaran trainer IC 555 pada proses pembelajaran secara keseluruhan pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan aktivitas Mahasiswa. Selanjutnya peningkatan pada hasil belajar yaitu pada pra siklus rata-rata nilai mahasiswa 52,40, persentase mahasiswa yang tuntas 23,07%. Pada siklus 1 meningkat dengan rata-rata nilai mahasiswa 61,73, persentase mahasiswa yang tuntas meningkat menjadi 48,07%, selanjutnya pada siklus II juga mengalami peningkatan rata-rata nilai mahasiswa 70,38%, serta persentase mahasiswa yang tuntas menjadi 88,46%. Menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penerapan media ini terhadap hasil belajar mahasiswa pada proses pembelajaran mata kulia listrik dan elektronika. Instrumen penelitian yang digunakan ialah lembar penilaian hasil belajar. Data kuantitatif yang didapatkan kemudian dianalisis dengan statistika deskriptif.
Content may be subject to copyright.
Volume 19 Number 2, 2019
ISSN: 1411 – 3411 (p) ISSN: 2549 – 9815 (e)
DOI : 10.24036/invotek.v19i2.617
Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi
Received date 26/08/2019, Revised date 03/10/2019, Accepted date 20/10/2019 37
Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Trainer IC 555 Pada Mata
Kuliah Listrik dan Elektronika Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Mahasiswa Teknik Otomotif
Alfadli Yohanda Damai1*, Irma Yulia Basri1
1Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Padang
*Corresponding author, e-mail: alfadhlyyoha6@gmail.com
This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License
I. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia industri khusus nya di
bidang otomotif yang mengarah ke sistem
elektronik, mau tidak mau Jurusan Teknik
Otomotif FT UNP harus membekali lulusannya
AbstrakJurusan Teknik Otomotif FT UNP membekali lulusannya dengan kemampuan
yang relevan dengan tuntutan dunia kerja tersebut. Mata kuliah Listrik
dan
Elektronika
yang merupakan
ma
t
a
kuliah wajib yang harus ditempuh
o
l
eh
mahasiswa Teknik
O
t
omo
ti
f.
Pembelajaran Listrik dan Elektronika merupakan mata kuliah yang angka
kegagalannya cukup tinggi bagi mahasiswa. Sehingga diperlukan media yang lebih baik
mengatasi masalah ini dengan cara penerapan media pembelajaran trainer IC 555 pada
proses pembelajaran. Penerapan media pembelajaran trainer IC 555 pada proses
pembelajaran secara keseluruhan pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan aktivitas
Mahasiswa. Selanjutnya peningkatan pada hasil belajar yaitu pada pra siklus rata-rata
nilai mahasiswa 52,40, persentase mahasiswa yang tuntas 23,07%. Pada siklus 1 meningkat
dengan rata-rata nilai mahasiswa 61,73, persentase mahasiswa yang tuntas meningkat
menjadi 48,07%, selanjutnya pada siklus II juga mengalami peningkatan rata-rata nilai
mahasiswa 70,38%, serta persentase mahasiswa yang tuntas menjadi 88,46%.
Menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) penelitian ini bertujuan mengetahui
pengaruh penerapan media ini terhadap hasil belajar mahasiswa pada proses
pembelajaran mata kulia listrik dan elektronika. Instrumen penelitian yang digunakan
ialah lembar penilaian hasil belajar. Data kuantitatif yang didapatkan kemudian dianalisis
dengan statistika deskriptif.
Kata Kunci : Media Pembelajaran, Trainer, IC 555, Hasil Belajar
Abstract The Department of Automotive Engineering FT UNP equips its capabilities with
capabilities that are relevant to the safety of the workforce. Electrical and Electronics
courses which are compulsory subjects that must be taken by Automotive Engineering
students. Electrical and Electronic Learning is a subject with a high failure rate for students.
Need a better media to overcome this problem by applying IC 555 trainer learning media
in the learning process. The application of instructor learning media IC 555 in the overall
learning process in cycle I and cycle II increased student activity. Furthermore an increase
in learning outcomes in the average cycle of student scores 52.40, the percentage of students
who completed 23.07%. In cycle 1 increased with an average value of 61.73 students, the
percentage of students who completed increased to 48.07%, then in the second cycle also
increased the average value of students 70.38%, and the percentage of students who
completed to 88, 46%. Using the classroom action research (PTK) method this study studies
the learning of the application of this media to student learning outcomes in the learning
process of electricity and electronics courses. Research instrument used to study learning
outcomes sheets. The quantitative data obtained were then analyzed using descriptive
statistics.
Keywords : Learning Media, Trainer IC 555, Learning outcomes.
ISSN : 1411 – 3414 (p) I N V O T E K ISSN : 2549 – 9815 (e)
38 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 19 No. 2, 2019
dengan kemampuan yang relevan dengan tuntutan
dunia kerja tersebut. Pembelajaran Listrik dan
Elektronika merupakan mata kuliah yang angka
kegagalannya cukup tinggi bagi mahasiswa.
Berbagai upaya sudah dilakukan oleh dosen
pembina mata kuliah untuk meningkatkan hasil
belajar mahasiswa, akan tetapi hasilnya masih
belum memuaskan, karena dari data yang didapat
dari Jurusan Teknik Otomotif FT UNP dari 76
mahasiswa yang mengambil mata kuliah Listrik
dan Elektronika semester ganjil tahun 2016/2017,
yang mendapatkan nilai akhir A hanya sebanyak
3,95% yaitu 3 orang, nilai A- sebanyak 14,47%
yaitu 11 orang, nilai B+ sebanyak 10,53% yaitu 8
orang, nilai B sebanyak 34,21% yaitu 26 orang,
nilai B- sebanyak 11,84% yaitu 9 orang, nilai C+
sebanyak 1.32% yaitu 1 orang, nilai C sebanyak
3,95% yaitu 3 orang, nilai C- sebanyak 5,26%
yaitu 4 orang dan nilai E sebanyak 14,47% yaitu
11 orang. Pembelajaran sudah dilakukan dengan
menggunakan media power poin akan tetapi
hasilnya belum maksimal dalam pencapaian hasil
belajar mahasiswa di bidang Listrik dan
Elektronika. Berdasarkan penelitian yang sudah
dilakukan para ahli, salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran adalah
dengan menerapkan media pembelajaran yang
lebih inovatif, bersifat nyata dan langsung bisa
diamati, salah satunya adalah trainer yang
diterapkan langsung pada pada proses perkuliahan.
Faktor rangsangan eksternal seperti
pembelajaran atau lingkungan belajar mealalui
inderanya, peserta didik dapat menyerap materi.
Penelitian yang berkaitan dengan dampak
positif penggunaan media pembelajaran bagi
peserta didik sudah banyak dilakukan. Salah
satunya
penelitian [1] “Pengembangan Media
Pembelajaran Trainer Kelistrikan untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik SMK
Muhammadiyah Kutowinangun”, menyimpulkan
bahwa penggunaan media trainer kelistrikan
terhadap 40 orang responden mampu
meningkatkan rata-rata kelas hasil belajar peserta
didik 73 poin menjadi 82,36 poin. Sedangkan pada
penelitian lain [2] terdapat pengaruh postif
pengguanaan bahan ajar berbasis Arduino terhadap
prestasi belajar mahasiswa untuk pemebelajaran
kuliah Mikrokontroler di Politama Surakarta. Hasil
penelitian menunjukan rata-rata nilai post-test
kelas eksperimen (26,49) lebih tinggi daripada
rata-rata nilai post-test kelas kontrol (22,03).
Penelitian lain [3] menyebutkan “Penerapan
Trainer PLC Comron Sebagai Media Pembelajaran
Pada Mata Diklat Instalasi Motor Listrik”. Dari
hasil penelitian didapatkan meningkatnya hasil
perbandingan nilai Gainscore yang dilakukan,
yaitu Gainscore 1 = 0,407 dengan kriteria sedang
dan Gainscore 2 = 0,7625 dengan kriteria tinggi.
Media pembelajaran berupa trainer komponen
elektronika sangat berguna untuk mengetahui
fungsi, prinsip kerja dan aplikasi dari masing-
masing komponen elektronika. Media
pembelajaran ini sangat membantu mahasiswa
dalam mendalami karakteristik komponen
elektronika, sehingga relevan antara pembelajaran
teori dan pratikum. Di Universitas Negeri Padang
khususnya Jurusan Teknik Otomotif masih belum
adanya penerapan media pembelajaran berupa
trainer yang memadai pada mata kuliah Listrik dan
Elektronika, sehingga tidak seluruh materi bisa
diserap oleh mahasiswa, hal ini dapat dilihat dari
tingginya angka pengulangan mata kuliah Listrik
dan Elektronika yaitu sebanyak 14,47% dari 76
mahasiswa, dan yang mendapat nilai dibawah nilai
B sekitar 36,84% yaitu sekitar 28 orang dari 76
mahasiswa Jurusan Teknik Otomotif FT UNP.
Naskah ditulis dengan format dua kolom. Jika
dibutuhkan ruang yang besar untuk gambar atau
table dapat dibuat dalam satu kolom.
Judul setiap bagian ditulis dengan huruf Times
New Roman 11pt, bolt dan huruf besar pada awal
kata. Format judul bagian naskah ini menggunakan
style Heading 1. Badan naskah ditulis
menggunakan huruf Times New Roman 11pt dan
rata kiri-kanan. File naskah yang diterima untuk
submission dapat berupa Microsoft Word saja 8-12
halaman. Versi akhir dari naskah yang sudah
accepted harus dalam bentuk Microsoft Word agar
mudah diedit sebelum diterbitkan.
A. Belajar dan Prestasi Belajar
Belajar
adalah proses perubahan yang
ditunjukan dengan adanya perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap, keterampilan, kecakapan,
kemampuan pada individu yang mendapatkan
pengalaman [4]. Pengetahuan dapat diperoleh
melalui pengalaman langsung dan pengalaman
tidak langsung. Semakin langsung objek yang
dipelajari, maka semakin konkret pengetahuan
diperoleh semakin tidak langsung pengetahuan itu
diperoleh, maka semakin abstrak pengetahuan
peserta didik. Penilaian pendidikan tentang
perkembangan dan kemajuan peserta didik
terhadap penguasaan bahan pelajaran yang
disajikan merupakan bentuk dari prestasi belajar
atau hasil belajar [5]. Maka dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan proses menghasilkan
perubahan dalam berbagai aspek hingga dapat
diukur nilainya yang berfungsi untuk mengetahui
sejauh mana suatu program dapat diterapkan.
ISSN : 1411 – 3414 (p) I N V O T E K ISSN : 2549 – 9815 (e)
Pengaruh Penerapan Media……….....(Alfadli Yohanda Damai et al.) 39
B. Media Pembelajaran
Segala
sesuatu yang dapat menimbulkan
rangsangan pikiran, perasaan, perhatian dan minat
dari peserta didik sedemikian rupa sehingga dapat
menghasilkan proses belajar, baik berupa media
cetal, audio-visual, alat peraga yang dapat
dimanipulasi dan bisa menyampaikan pesan dari
materi dapat disebut media [6]. Manfaat dari
penerapan media yaitu dapat memperjelas
penyajian pesan dan informasi, mengatasi
keterbatasan indera, ruang dan waktu, memberikan
kesamaan pengalamaan kepada peserta didik,
karean pengetahuan langsung merupakan
pengalaman yang diperoleh peserta didik sebagai
hasil dari aktivitas sendiri [7].
Apabila
kita perhatikan kerucut pengetahuan
pada gambar 1 yang di kemukakan [8], maka dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan itu dapat
diperoleh melalui pengalaman langsung dan
pengalaman tidak langsung. Semakin langsung
objek yang dipelajari, maka semakin konkret
pengetahuan diperoleh semakin tidak langsung
pengetahuan itu diperoleh, maka semakin abstrak
pengetahuan peserta didik.
Gambar 1. Kerucut Edgar Dale.
Kerucut tersebut menerangkan bahwa
pembelajaran yang selama ini menggunakan
powerpoint adalah penyampaian pengetahuan
secara verbal dan hanya dapat diserap 30% dari apa
yang dilihat peserta didik. Peneliti ingin
menerpakan trainer ini yang merupakan bentuk
pengetahuan langsung perlakuang (Doing) yaitu
pada bagian Simulatimg The Real Experience
dimana pengetahuan tiruan yang diperoleh dari
benda atau terjadi yang dimanipulasi agar
mendekati bentuk yang sebenarnya yang dibentuk
dalam sebuah trainer atau alat peraga, dan
diharapakan dengan begitu penyerapan dari materi
yang disampaikan bisa mencapai 90%.
C. Media Trainer IC 555
IC merupakan suatu rangkaian terpadu yang
dibuat pada sekeping kecil silikon dalam bentuk
kemasan tunggal, yang terdiri atas beberapa
komponen elektronika yang disatukan. Komponen-
komponen tersebut adalah transistor, resistor,
kapasitor, dioda, dan beberapa komponen lainnya
[9].
Gambar 2. Skema Internal IC 555.
Keterangan masing-masing pin IC 555 pada
gambar 2 adalah:
- Pin 1 Ground
merupakan, pin input dari tegangan negatif
(-) DC.
- Pin 2 Trigger
merupakan input negatif dari lower
komparator (Komparator B) yang
menjaga osilasi tegangan terendah
kapasitor pada 1/3 Vcc dan mengatur RS
flip-flop.
- Pin 3 Output
merupakan pin keluaran dari IC 555.
- Pin 4 Reset
pin yang berfungsi untuk me-reset latch
didalam IC yang akan berpengaruh untuk
menjadikan kondisi awal dari IC.
- Pin 5 Control Voltage
berfungsi untuk mengatur kestabilan
tegangan referensi input negative
(komparator A).
- Pin 6 Threshold
Pin 6 threshold terhubung ke input positif
(komparator A) yang akan me-reset RS
flip- flop ketika tegangan pada pin 6 mulai
melebihi 2/3 Vcc.
ISSN : 1411 – 3414 (p) I N V O T E K ISSN : 2549 – 9815 (e)
40 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 19 No. 2, 2019
- Pin 7 Discharge
terhubung ke open collector transistor
internal (Tr) yang emitternya terhubung ke
ground.
- Pin 8 Vcc
Menerima supply DC voltage. Biasanya
akan bekerja optimal jika diberi 5V s/d
15V.
Fungsi dari IC 555 adalah sebagai rangkain
pewaktu monostable dan isolator stabil. IC 555
menggabungkan sebuah osilator relaksasi, dua
pembanding, RS flip-flop dan sebuah transistor
pembuang. Sehingga bermanfaat dan banyak
digunakan dalam dunia industri [9].
Tabel 1. Prinsip Kerja IC 555
Prinsip dasar dari IC 555 pada tabel 1 adalah
rangkaian pengingat yang dikendalikan oleh RS
flip-flop. Output RS flip-flop akan berlogika 1 jika
masukan terminal S diset 1, meski kemudian
terminal S sudah berlogika 0, selagi terminal R dari
RS flip-flop belum berlogika 1 maka output Rs
flip-flop akan tetap dalam kondisi High [10]. IC
555, jika pin 2 (trigger) telah mendapatkan sinyal
dan dalam kondisi ON, selagi pin 6 (threshold)
tidak berlogika 1 (high), meskipun pin 2 (trigger)
tidak diberikan tegangan kembali IC 555 akan tetap
dalam keadaan high atau ON berlogika 1.
R bukan Pin melainkan terminal pada bagian
Flip-flop, R adalah Reset yang merupakan input
positif yang didapat dari Pin 6 (threshold). S
merupakan terminal pada Flip-flop, S adalah Set
yang merupakan input negatif dari Pin 2 (trigger),
dan Q merupakan terminal Flip-flop sebagai output
yang akan diteruskan ke Pin 3 (output) IC 555. Jadi
jika Pin 6 berlogika 1 maka R akan berlogiak 1,
begitu juga pada Pin 2 dengan S, dan Pin 3 dengan
Q.
IC 555 berdasarkan penerapannya terdiri dari
tiga operasi yaitu operasi monostabil, operasi
astabil dan operas bi-stabil [11].
a. Operasi Monostable ( Stabil Tunggal )
Rangkaian ini hanya memerlukan sedikit
rangkaian tambahan untuk dapat
mengoperasikannya, yaitu sebuah resistor (RA)
dan sebuah kapasitor (C1) serta kapasitor (C2)
untuk menstabilkan tegangan referensi pada upper
comparator (komparator-A). IC ini memanfaatkan
rangkaian tambahan tersebut untuk men-charge
dan men-discharge kapasitor C1 melalui resistor
RA. Fungsi rangkaian ini adalah untuk
menghasilkan pulsa tunggal pada pin-3 dengan
waktu tertentu jika pin-2 diberi trigger/dipicu. Pada
keadaan awal, keluaran IC nya berlogika ‘0’.
b. Operasi Astable IC 555
Rangkaian Astable agak berbeda dari
rangkaian monostable. Rangkaian astable akan
menghasilkan sinyal kotak yang terus berdetak
dengan duty cycle tertentu selama catu tegangan
tidak dilepaskan. Prinsip kerjanya, jika pada
rangkaian monostable dipicu dengan tegangan
berlogika high ke low (kurang dari 1/3 Vcc) pada
pin-2, rangkaian astable ini dibuat untuk memicu
dirinya sendiri. Rangkaian ini memanfaatkan
osilasi tegangan pada kapasitor disekitar 1/3 Vcc
sampai 2/3 Vcc.
c. Operasi Bi-Stable
Multivibrators Bi-stable memiliki dua kondisi
yang stabil (maka nama: "Bi" berarti dua) dan
mempertahankan keadaan output yang diberikan
tanpa batas waktu kecuali pemicu eksternal
diterapkan memaksanya untuk mengubah keadaan.
Multivibrator bi-stable dapat beralih dari satu
kondisi stabil ke kondisi yang lain dengan
penerapan pulsa memicu eksternal. Multivibrator
bi-stabil membutuhkan dua pulsa memicu
eksternal sebelum kembali ke keadaan semula.
Multivibrator bi-stable memiliki dua keadaan yang
stabil yang lebih dikenal sebagai flip-flop.
Trainer ini merupakan produk hasil Reseach
and Development [12]. Trainer IC 555 ini sudah
divalidasi dengan cara mensikronkan data
pengukuran dengan data teoritis dan sudah sesuai
dengan kajian teoritis, dengan tingkat error tidak
lebih dari 5% sehingga dapat digunakan sebagai
media pembelajaran.
Rancangan trainer ini yang akan diterapkan
untuk digunakan pada proses pembelajaran dengan
tujuan untuk meningkatkan hasil belajar
mahasiswa pada mata kuliah listrik dan
Pin 6
(thres
hold)
Pin 2
(trig
ger)
RS
flip- flop Pin 3
(out
put)
Keterangan
R S Q
0
0
0
0
0
0
OFF
0
1
0
1
1
1
ON
0
0
0
1
1
1
ON
1
0
1
0
0
0
OFF
0
0
0
0
0
0
OFF
0
1
0
1
1
1
ON
0
0
0
1
1
1
ON
ISSN : 1411 – 3414 (p) I N V O T E K ISSN : 2549 – 9815 (e)
Pengaruh Penerapan Media……….....(Alfadli Yohanda Damai et al.) 41
elektronika, bentuk instalasi trainer IC 555 dapat
dilihat pada gambar 3.
Pada trainer ini terdapat 2 operasi dari IC 555
yaitu operasi Bi-Stable dan Astable yang secara
keseluruhan dapat menyampaiakan pesan dari
fungsi, cara kerja dan penerapan dari IC 555.
Trainer ini telah dirancang sedemikian rupa,
dengan beberapa circuit rangkaian, lampu LED
dan push botton. Sehingga dapat digunakan dengan
sebuah baterai dan batuan kabel penghubung untuk
mengaktifkan salah satu operasi.
Gambar 3. Instalasi Trainer IC 555.
Prinsip kerja trainer IC 555 ini terbagi pada 2
operasi.
a. Rangkaian Bi-Stable
Gambar 4. Rangkaian Bi-Stable.
Pada gambar 4 dapat dilihat rangkaian Bi-stable
terdapat dua push botton yang berfungsi sebagai
SET dan RESET. Pada saat rangkaian dihubungkan
pada Baterai maka rangkaian akan bekerja dengan
tanda LED menyala pada saat tombol set di-on-kan
dan akan mati pada saat tombol reset di-off-kan.
Pada saat ombol Set diposisi ON, kaki dari pin 2
(trigger) akan berubah mencapai 1/3 dari VCC,
maka Transistor internal akan trun-off. Saat Switch
transistor yang off inilah akan menaikkan tegangan
pin 6 IC 555 sehingga menyebabkan pin 3 (output)
IC 555 yang semula berlogika low (0) akan menjadi
berlogika high (1) dan menyebabkan LED
menyala.
Pada saat tombol Reset diposisi ON, maka pin 3
(output) dari IC 555 kan berubah sesuai dengan
tegangan threshold (pin 6). Ketika tegangan pin 6
melebihi 2/3 dari VCC dan logika output pada pin3
berlogika high, maka transistor internal akan-on,
sehingga menurunkan tegangan threshold (pin
6)menjadi kurang dari 1/3 dari VCC. Selama
interval ini output pada pin 3 akan berlogika low
atau LED mati.
Pada terminal 3 merupakan tegangan keluaran
dari IC. Tegangan keluaran IC tidak akan sama
pada saat SET dan RESET. Pada saat set tegangan
pin 6 terhubung dengan sumber Vcc, sehingga pin6
alam keadaan high, jika pin 6 high maka pin 3 akan
berlogik 1, sehingga LED yang terhubung dengan
pin 3 akan menyala. Pada saat reset tegangan pada
(pin 4) akan menjadi terlepas dari Vcc maka
transistor internal aktif yang akan mereset RS flip-
flop yang menyebabkan tidak adanya sinyal pada
pin 3 (output) dari IC yang semulanya high akan
menjadi low yang menyebabkan LED tidak
menyala atau mati.
b. Rangkaian Astable
Pada gambar 5 dapat dilihat rangkaian Astable
hanya terdapat 1 push botton yang berfungsi
sebagai RESET. Apabila tegangan baterai
dihubungkan ke rangkaian maka LED akan
menyala. Dan saat saklar reset di on kan maka LED
akan off. Rangkaian IC 555 astable ini adalah
rangkaian yang hanya menggunakan Resistor dan
Kapasitor saja. Pada rangkaian dapat dilihat bahwa
Resistor 1 dihubungkan antara +Vs dengan
terminal discharger (pin7). Resistor 2
dihubungkan antara pin 7 dan terminal treshold
(pin 6) terhubung inputnya dengan pin 2 (triger)
menjadi satu, dan Kapasitor dihubungkan antara
terminal threshold dan ground.
Gambar 5. Rangkaian Astable.
Pada saat sumber tegangan pertama kali
diberikan, kapasitor akan terisi melalui R1 dan R2.
Ketika terminal threshold (pin 6) dan trigger (pin
2) di beri tegangan, maka terjadi perubahan kondisi
pada komparator 1 dan komparator 2. Komprator 1
ISSN : 1411 – 3414 (p) I N V O T E K ISSN : 2549 – 9815 (e)
42 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 19 No. 2, 2019
dan 2 akan mendapatkan sinyal dan akan
menyalurkan sinyal ke RS flip-flop dan
menyebabkan output dari RS flip-flop berlogik 1,
sehingga pin 3 IC 555 berlogik 1 juga dan
menyebabkan LED hidup.
Ketika tombol RESET ditekan, maka pin 4
(reset), akan terlepas dari Vcc, yang akan
mengaktifkan transistor internal, dan transistor
internal akan mereset RS flip-flop, dan output dari
RS flip-flop akan berlogic 0, menyebabkan output
dari IC 555 pin 3 akan OFF sehingga menyebabkan
LED mati.
II. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Penelitian tindakan merupakan salah
satu model penelitian yang muncul di tempat kerja,
yaitu tempat dimana peneliti melakukan pekerjaan
sehari-hari, misalnya kelas merupakan tempat
peneliti bagi para guru atau pendidik. Beberapa
keunggulan penelitian menggunakan metode
tindakan diantaranya:
a. Peneliti tidak harus meninggalkan tempat
kerjanya
b. Peneliti dapat merasakan hasil dari tindakan
yang telah direncanakan.
c. Bila treatment (perlakuan) dilakukan pada
responden, maka responden dapat merasakan
hasil treatment (perlakuan) dari penelitian
tindakan tersebut.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
penelitian tindakan yang dilakukan oleh pendidik
yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau
bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi)
dengan jalan merancang/meningkatkan mutu
(kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui
sebuah tindakan (treatment) tertentu dalam suatu
siklus [13].
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di
Jurusan Teknik Otomotif Universitas Negeri
Padang. Tepatnya pada kelas Listrik dan
Elektronika Mahasiswa Teknik Otomotif semester
ganjil 2018/2019.
Waktu Penelitian ini berlangsung pada bulan
November dan Desember 2018. Dimulai dari
perencanaan, tindakan persiklus 3 kali pertemuan,
jika pada siklus kedua sudah didapati peningkatan
maka tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
Desain penelitian yang digunakan adalah model
spiral dapat dilihat pada gambar 6. Satu putaran
spiral (satu siklus) terdiri dari langkah-langkah:
perencanaan tindakan (action) pemantauan
(observation) dan refleksi. Pada penelitian ini
direncanakan terdiri dari dua siklus yang masing-
masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan.
Gambar 6. Siklus Pelaksaan Penelitian Tindakan
Kelas.
Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi yaitu
pihak yang melakukan tindakan adalah dosen mata
kuliah Listrik dan Elektronika, sedangkan yang
melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya
proses tindakan adalah peneliti [14].
Tahapan-tahapannya antara lain:
1. Refleksi Awal
2. Siklus I
a. Rencana Pemecahan Masalah (Planning)
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
c. Pemantauan (Observation)
d. Refleksi
3. Siklus II
a. Rencana Pemecahan Masalah (Planning)
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
c. Pemantauan (Observation)
d. Refleksi
Perbedaan antara siklus I dan siklus II adalah
penyampaian materi pada siklus I belum
menggunakan trainer IC 555, sedangkan pada
siklus II penyampaian materi yang berkaitan
dengan IC 555 menggunakan media trainer IC 555.
Persamaan kedua siklus ini adalah materi yang
disampaikan tetap sama dan pemberian ujian tetap
dengan soal yang sama. Subjek penelitian ini
adalah seluruh mahasiswa yang mengambil mata
kuliah Listrik dan Elektronika semester Juli-
Desember 2018 yang terbagi menjadi dua kelas.
Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk
menjawab benar suatu soal pada tingkat
kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan
dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini
pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi
yang besarnya berkisar 0,00 – 1,00 [15].
ISSN : 1411 – 3414 (p) I N V O T E K ISSN : 2549 – 9815 (e)
Pengaruh Penerapan Media……….....(Alfadli Yohanda Damai et al.) 43
Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini
dilakukan untuk setiap nomor soal. Pada
prinsipnya, skor rata – rata yang di peroleh peserta
didik pada butir soal yang bersangkutan dinamakan
tingkat kesukaran butir soal itu. Rumus ini
dipergunakan untuk soal objektif [16].
=
Js
P = Tingkat kesukaran soal
B = Jumlah mahasiswa yang menjawab benar
butir soal
JS = Jumlah mahasiswa yang mengikuti tes
Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat di
contohkan sebagai berikut.
0,00 - 0,30 soal tergolong sukar
0,31 - 0,70 soal tergolong sedang
0,71 – 1,00 soal tergolong mudah
Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu
butir soal dapat membedakan antara mahasiswa
yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan
mahasiswa yang kurang atau belum
menguasamateri yang ditanyakan [17].
Manfaat daya pembeda butir soal adalah
sebagai berikut ini.
a. Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal
melalui data empiriknya. Berdasarkan indeks
daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui
apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak.
b. Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir
soal dapat mendeteksi kemampuan mahasiswa,
yaitu mahasiswa yang memahami atau belum
memahami materi yang disampaikan dosen.
Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk
pilihan ganda adalah dengan menggunakan rumus
berikut ini :
Keterangan:
D = Daya beda
Ja = Banyak peserta kelompok atas
Jb = Banyak peserta kelompok bawah
Ba = Banyaknya kelompok atas yang
Menjawab soal benaR
Bb = Banyaknya kelompok bawah yang
menjawab soal benar
Soal yang nantinya dikategorikan jelek akan
dilakukan pengguguran butir soal dari jumlah soal
yang ada. Karena soal yang dikategorikan jelek
adalah soal yang tingkat kesukarannya sangat
mudah dan daya beda nya jelek karena tidak dapat
memebeda mana yang telah menguasai materi dan
yang tidak.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setiap gambar diberi nomor urut 1,2,3 dan
seterusnya tanpa mengikutsertakan nomor
bagian/bab dari artikel, seperti pada Gambar 1.
Suatu rangkaian gambar-gambar yang saling
berhubungan dapat diberi nomor urut gabungan
angka dan abjad seperti 2a, 2b dan seterusnya.
A. Pengaruh Penerapan Trainer IC 555
Terhadap Proses Pembelajaran
Data yang diperoleh dari kegiatan mahasiswa
dalam lembaran observasi 1, 2 dan 3 pada siklus I
dan II setelah dilakukan tindakan adalah seperti
yang ada pada Tabel 2.
Tabel 2. Rekapitulasi Data Kegiatan Mahasiswa
Siklus I dan Siklus II.
Rumus yang digunakan untuk perhitungan
rekapitulasi pada tabel 2 ini adalah
Aspek kegiatan
=ℎ ℎ  
ℎ ℎ  100%
Hal-hal yang telah menampakkan peningkatan
setelah diadakan tindakan adalah:
a. Persentase mahasiswa yang aktif menjawab
soal bahan ajar pada siklus pertama 58,2 %
(cukup) mengalami peningkatan menjadi 76,8
% (tinggi) pada siklus kedua, berarti telah
terjadi peningkatan yang cukup tinggi yaitu
18,6 %.
= 
 

ISSN : 1411 – 3414 (p) I N V O T E K ISSN : 2549 – 9815 (e)
44 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 19 No. 2, 2019
b. Persentase mahasiswa yang aktif mengajukan
pertanyaan naik dari 45,5 % (cukup) pada
siklus pertama menjadi 62,1 % (tinggi) pada
siklus kedua, dengan peningkatan rata-rata
16,6 %.
c. Persentase yang menjawab pertanyaan. Pada
siklus pertama mahasiswa yang menjawab
pertanyaan yaitu 58,2 % (cukup) dan pada
siklus kedua menjadi 69,8 % (tinggi ) dengan
kenaikan rata-rata 11,6 %.
d. Persentase mahasiswa yang aktif
mengemukakan pendapat pada siklus pertama
40,3 % (cukup) sedangkan pada siklus kedua
naik menjadi 60,2 % (tinggi) dengan kenaikan
rata-rata 19.9 %.
e. Persentase mahasiswa yang membuat hasil
kesimpulan diskusi mengalami kenaikan yang
cukup tinggi yaitu pada siklus pertama 41,6 %
(cukup) kemudian meningkat pada siklus
kedua menjadi 62,7 % (tinggi) dengan rata-
rata kenaikan 21,1 %.
Peningkatan ini terjadi karena pada setiap
pertemuan penyampaian materi IC 555 semakin
ditekankan dan pada siklus II penyampaian materi
yang sama namun dengan menggunakan media
trainer IC 555, sehingga memicu ketertarikan dan
keingintahuan mahasiswa untuk mendapatkan
pengalaman langsung menggunakan media
sehingga membuat mereka lebih aktif.
Peningkatan yang sangat terlihat adalah
aktivitas mahasiswa membuat kesimpulan yaitu
pencapain 21,1 % kenaikan, hal ini dikarenakan
timbulnya rasa percaya diri mahasiswa dalam
pembelajaran sehingga di saat membuat
kesimpulan mahasiswa sudah tau apa yang akan
mereka buat dan mahasiswa bisa menggunakan
bahasa mereka sendiri dalam membuat
kesimpulan, sehingga kesimpulan yang mereka
buat bisa mereka pahami . Dengan adanya
kesempatan memahami materi dengan media
trainer IC 555 mahasiswa termotivasi dan
terdorong untuk menemukan sendiri konsep,
pengertian dan penerapannya sehingga mahasiswa
dapat aktif dalam berinteraksi dan berkomunikasi
selama proses diskusi berlangsung.
B. Evaluasi Tingkat Kesukaran Soal
Indeks kesukaran soal, ditentukan berdasarkan
interpretasi nilai r, soal yang tergolong sukar tidak
ada, soal yang tergolong sedang ada 10 dan soal
yang tergolong mudah ada 10. Analisis indeks
kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.
C. Daya Beda Soal
Daya pembeda, ditentukan dengan klasifikasi
indeks kesukaran soal, soal yang tergolong cukup
ada 16 soal, yang tergolong baik ada 2 soal dan
yang tergolong jelek ada 2 soal. Analisis yang
dilakukan, maka di dapatkan Tabel 4 daya beda
soal sebagai berikut.
Tabel 3. Analisis Klasifikasi Indeks Kesukaran
Soal.
Indeks Kesukaran Jumlah Soal
Sukar -
Sedang 10
Mudah 10
Tabel 4. Analisis Butir Soal
Indeks Daya Beda Jumlah Soal
Jelek 2
Cukup 16
Baik 2
Baik Sekali -
Tidak Baik -
Klasifikasi indeks daya beda soal dapat
digunakan untuk merevisi soal yang tidak relevan
dengan materi yang diajarkan di tandai dengan
banyak mahasiswa yang tidak dapat menjawab soal
, selain itu klasifikasi indeks daya beda juga dapat
menjadi acuan bagi pendidik atau dosen untuk
memperbaiki soal- soal mana yang di gunakan dan
mana yang tidak digunakan.
Tabel 5. Hasil Nilai Pada Penerapan Pembelajaran
Trainer IC 555
No Penerapan Rata - rata
Nilai
mahasiswa
Persentase
mahasiswa
yang tuntas
1 Pra Siklus 52,40 23,07
2 Siklus 1 61,73 48,07
3 Siklus 2 70,38 88,46
D. Pengaruh Penerapan Media Trainer IC 555
pada Hasil Pemebelajaran
Selama melaksanakan proses pembelajaran
dengan menggunakan media trainer IC 555,
dilakukan pengamatan terhadap peningkatan hasil
belajar mahasiswa. Pengamatan dilakukan dengan
mengamati peningkatan hasil belajar mahasiswa
pada siklus I dan siklus II, pengamatan dilakukan
dengan post-test yang dapat mengukur peningkatan
hasil belajar dengan materi dari IC 555 dengan kisi-
kisi soal tentang fungsi IC 555, konsep dasar IC
555, konfigurasi pin, sirkuit internal, IC 555
sebagai rangkaian astable, monostable dan bi-
ISSN : 1411 – 3414 (p) I N V O T E K ISSN : 2549 – 9815 (e)
Pengaruh Penerapan Media……….....(Alfadli Yohanda Damai et al.) 45
stable dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.
Jika dilihat pada tabel 3 persentase dan nilai
rata-rata mahasiswa pada saat pra-siklus itu sangat
rendah ini dikarenakan mahasiswa belum disajikan
materi yang lebih jauh mengenai IC 555 dan dalam
proses pembelajaran belum menggunakan media
pembelajaran berupa trainer.
Jika dilihat dari nilai rata-rata satu kelas. Pada
mata kuliah listrik dan elektronika, nilai rata-rata
mahasiswa pada pra siklus sebesar 52,40, yang
pada pra siklus ini jumlah mahasiswa yang tuntas
hanya 12 orang atau 23,07%. Selanjutnya pada
siklus I mahasiswa yang tuntas meningkat menjadi
25 orang atau 48,07% dengan rata rata nilai
adalah 61,73. Pada siklus II juga mengalami
peningkatan pada jumlah mahasiswa yang tuntas
yaitu sebanyak 46 orang atau 88,46% dengan rata
– rata nilai adalah 70,38.
Terjadinya peningkatan yang cukup baik pada
siklus dua ini diakibatkan karena penyampaian
materi IC 555 sudah menggunakan trainer IC 555
dan memberikan kesempatan pada mahasiswa
untuk terlibat langsung dan mendapatkan
pengalaman langsung dalam menggunakan media
sehingga pesan dari materi lebih bisa diserap
dengan baik
Dari tabel diatas maka dapat kita lihat bahwa
peningkatan rata rata nilai mahasiswa yaitu dari
52,40 menjadi 70,38, selanjutnya peningkatan
persentase mahasiswa yang tuntas juga mengalami
peningkatan yang awalnya hanya 23,07%
meningkat menjadi 88,46%.
Peningkatan nilai rata-rata mahasiswa dan
persentase mahasiswa yang tuntas ini disebabkan
oleh penyampaian materi yang sama sudah
menggunakan media trainer IC 555 dan soal yang
diujikan adalah soal yang sama dengan siklus I
dengan begitu akan mudah mendapatakan nilai dari
peningkatan kemampuan dan pengetahuan dari
mahasiswa.
Dengan demikian maka peneliti cukup
melakukan penelitian hanya dengan 2 siklus karena
pada penelitian ini peneliti telah memperoleh hasil
yang cukup baik dalam penerapan media
pembelajaran trainer IC 555 pada mata kuliah
listrik dan elektronika terhadap hasil belajar
mahasiswa otomotif di FT UNP.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasannya maka dari penelitian tindakan
(action research) ini dapat diambil kesimpulan
bahwa penerapan media pembelajaran trainer IC
555 meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa
pada mata kuliah listrik dan elektronika. Hal ini
terlihat pada hasil penelitian yang menunjukkan
pada siklus I jumlah rata-rata mahasiswa yang aktif
48,8% dengan kriteria cukup, sedangkan pada
siklus II aktivitas mahasiswa mengalami
peningkatan dengan persentase rata-rata 60,08%
(cukup).
Penerapan media pembelajaran trainer IC 555
juga meningkatkan hasil belajar mahasiswa, dapat
dilihat dari peningkatan mahasiswa yang lulus
yang awalnya hanya 12 orang atau 23,07% menjadi
46 orang atau 88,46%. selanjutnya peningkatan
nilai rata rata yang awalnya 52,40 menjadi 70,38.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Susilo, “Pengembangan Media Trainer Kelistrikan
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
SMK Muhammadiyah Kutowinangun”, Jurnal
Pendidikan FKIP. Volume 01, Nomor 10,
Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2017. pp.
5-6.
[2] Haryawan. Agus, “Pengembangan Bahan Ajar
mikrokontroler Berbasis Arduino Sebagai Media
Pembelajaran Mata Kuliah Mikrokontroler di
Politeknik Pratama Mulia Surakarta”. SENATIB
Fakultas Teknik, Politeknik Pratama Mulia
Surakarta, 2017. pp. 7-8.
[3] Hastuti. Dkk, “Penerapan Trainer PLC Omron
Sebagai Media Pembelajaran Mata Diklat Instalasi
Motor Listrik”, Jurnal Inovasi Vokasional dan
Teknologi (INVOTEK) Volume 17, No. 1, 2017.
[4] Sudjana. Nana, Dasar-Dasar Belajar Mengaja,.
Bandung: Alfesindo, 2009.
[5] Sudijono. Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Rajawali Pers, 2011. 21-23.
[6] Sadiman. Arief S, Media Pendidikan,
Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta:
Rajawali Pers, 2009. 17-18.
[7] Azhar. Arsyad, Media Pembelajaran. Jakarta: Raja
Grafindo Persala, 2006. 3-4.
[8] Dale. Edgar, Audio Visual Methods In Teaching.
New York: Holt, Rinehart and Winston Inc, The
Dryden Press, 1969.
[9] Malvino. Albert Paul, Prinsip-Prinsip Elektronika
Buku Satu, Jakarta: Salemba Teknika, 2003.
[10] Basri, Irma Y. dan Dedy Irfan, Komponen
Elektronika. Padang: Sukabina Press, 2018.
[11] Daryanto, Pengetahuan Teknik Elektronika.
Malang: Bumi Aksara. 2011.
[12] Basri. Irma Y, dkk, “Rancang Bangun Media
Pembelajaran Mini Trainer IC 555”, Jurnal
Inovasi Vokasional dan Teknologi (INVOTEK),
Volume 18, Nomor 2, 2018.
[13] Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan
Operasioalnya. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
ISSN : 1411 – 3414 (p) I N V O T E K ISSN : 2549 – 9815 (e)
46 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 19 No. 2, 2019
[14] Pardjono. Dkk, Panduan Penelitian Tindkan
Kelas. Yogyakarta:Lembaga Penelitian,
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), 2007.
[15] Aiken. Lewis R, Psychological Testing and
Assessment, (Eight Edition), Boston: Allyn And
Bacon, 1994.
[16] Nitko. Anthony J, (1996). Educational Assessment
of Students, (Second Edition), Ohio: Merrill an
imprint of Prentice Hall Englewood Cliffs, 1996.
[17] Suharsimi. Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010. 211-213.
Biodata Penulis
Alfadli Yohanda Damai, merupakan Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif yang
skripsinya penulis kedua sebagai pembimbingnya.
Irma Yulia Basri, merupakan dosen Jurusan
Teknik Otomotif FT UNP, dengan latar Pendidikan
S1 Pendidikan Teknik Elektronika FT UNP, S2
Teknik Elektro UGM.
... Technological developments have an impact on media and teaching materials that are easier to access for students. Engaging in learning media can increase attention and understanding in mastering the material taught (Damai & Basri, 2019;Fitri Nur et al., 2020). Learning media serves as a tool to explain the learning process so that the message conveyed can meet the purpose of a learning process. ...
Article
Full-text available
The impact of the COVID-19 pandemic on practicum learning is enormous. Restrictions on learning activities make it difficult for students to accept lessons. Learning models in distance learning must be adjusted for more optimal learning. The level of effectiveness of learning methods is a measure of the success of the learning process. This study aims to test the performance and effectiveness of smart robot learning media in supporting Self Directed Learning during the Covid-19 pandemic. The study used ADDIE development procedures and, for effectiveness tests using, pre-experimental research with a model one group pretest-post-test design. The respondents were 32 students majoring in industrial electronics engineering. The data analysis technique in this study uses quantitative description. The learning media used in this study is in the form of smart robot learning media that has been tested for the material's feasibility level and the media's feasibility. The effectiveness of robot learning media obtained a moderate category predicate with an increase in a score of 6.22 and an acquisition value of 0.55. The results of the effectiveness value show that robot learning media can support independent learning in the Robotic System Control subject.
Pengembangan Media Trainer Kelistrikan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik SMK Muhammadiyah Kutowinangun
  • Susilo
Susilo, "Pengembangan Media Trainer Kelistrikan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik SMK Muhammadiyah Kutowinangun", Jurnal Pendidikan FKIP. Volume 01, Nomor 10, Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2017. pp. 5-6.
Pengembangan Bahan Ajar mikrokontroler Berbasis Arduino Sebagai Media Pembelajaran Mata Kuliah Mikrokontroler di Politeknik Pratama Mulia Surakarta
  • Haryawan
  • Agus
Haryawan. Agus, "Pengembangan Bahan Ajar mikrokontroler Berbasis Arduino Sebagai Media Pembelajaran Mata Kuliah Mikrokontroler di Politeknik Pratama Mulia Surakarta". SENATIB Fakultas Teknik, Politeknik Pratama Mulia Surakarta, 2017. pp. 7-8.
Penerapan Trainer PLC Omron Sebagai Media Pembelajaran Mata Diklat Instalasi Motor Listrik
  • Hastuti
  • Dkk
Hastuti. Dkk, "Penerapan Trainer PLC Omron Sebagai Media Pembelajaran Mata Diklat Instalasi Motor Listrik", Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi (INVOTEK) Volume 17, No. 1, 2017.
Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers
  • Sadiman
  • S Arief
  • Media Pendidikan
Sadiman. Arief S, Media Pendidikan, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers, 2009. 17-18.
Jakarta: Raja Grafindo Persala
  • Azhar
  • Media Arsyad
  • Pembelajaran
Azhar. Arsyad, Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persala, 2006. 3-4.
Audio Visual Methods In Teaching
  • Dale
  • Edgar
Dale. Edgar, Audio Visual Methods In Teaching. New York: Holt, Rinehart and Winston Inc, The Dryden Press, 1969.
Rancang Bangun Media Pembelajaran Mini Trainer IC 555
  • Basri
  • Y Irma
  • Dkk
Basri. Irma Y, dkk, "Rancang Bangun Media Pembelajaran Mini Trainer IC 555", Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi (INVOTEK), Volume 18, Nomor 2, 2018.
  • Evaluasi Sukardi
  • Pendidikan Prinsip Dan Operasioalnya
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasioalnya. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 19 No. 2, 2019
  • Aiken
  • Lewis R
Aiken. Lewis R, Psychological Testing and Assessment, (Eight Edition), Boston: Allyn And Bacon, 1994.